Dosa Menghujat Roh Kudus
Oleh Prihutami Rista Hermawati, 0906489731
Judul buku : Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen
Bab 54 halaman 203-205
Penulis : R.C. Sproul
Dosa adalah sesuatu yang sangat dekat dan bahkan selalu ada dalam kehidupan dan setiap tindakan manusia. Tidak ada seorang pun manusia yang tidak berdosa di dunia ini, kecuali Yesus yang waktu itu turun ke dunia. Pendeta, majelis-majelis gereja dan para pengerja gereja pun, mereka tentu pernah berbuat dosa. Lantas apa sebenarnya dosa itu? Dan apa pula yang dimaksud dengan dosa menghujat Roh Kudus itu? Oleh karena itulah, penulis di sini akan mencoba menjelaskan tentang apa dosa itu dan apa juga yang dimaksud dengan dosa menghujat Roh Kudus.
Menurut 1 Yohanes 3: 4, Titus 2: 14 dan Matius 24: 12, dosa dapat didefinisikan sebagai pemberontakan pada Allah. Manusia ingin hidup dalam standar yang ditentukan oleh dirinya sendiri, tidak mau mengikuti aturan yang telah dibuat oleh Allah. Pemberontakan terhadap hukum Allah, artinya menolak hukum Allah atau hidup tanpa hukum. Sedangkan menurut Roma 1: 18, dapat ditafsirkan bahwa dosa adalah tindakan yang salah pada Allah dan manusia. Tindakan yang salah ini adalah segala kefasikan atau kelaliman hidup manusia. Serta banyak lagi definisi tentang dosa. Namun, pada intinya dosa adalah bentuk perlawanan manusia terhadap kehendak Allah.
Lantas mengapa manusia bisa berbuat dosa? Manusia dapat berbuat dosa dikarenakan adanya kehendak bebas ( free will ) dalam diri manusia. Allah menjadikan manusia sedemikian rupa sebagai manusia yang bebas berkehendak. Namun, kebebasan itu juga dibatasi oleh tanggung jawabnya sebagai hamba yang harus taat di hadapan Allah. Itulah yang diajarkan oleh Alkitab. Dalam Kejadian 3, dijelaskan juga bahwa peristiwa kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa, juga disebabkan karena penyalahgunaan kebebasan yang diberikan oleh Tuhan. Adam dan Hawa tidak menggunakan kebebasan itu secara bertanggung jawab. Padahal, Allah sudah memberi kebebasan dengan memperbolehkan memakan buah dari semua pohon yang yang ada di Taman Eden, tetapi buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang benar itu, tidak boleh untuk dimakan. Hal ini dimaksudkan Allah, agar dalam kebebasannya itu, Adam dan Hawa ( manusia) tetap taat kepada Allah, dan tidak menuruti kehendaknya sendiri. Namun, yang terjadi adalah manusia lebih mementingkan keinginan hatinya atau menjalankan kehendak bebas yang ada dalam dirinya, dengan semaunya sendiri, tanpa mengindahkan peraturan Allah, serta akhirnya terbujuk oleh omongan iblis, sehingga Adam dan Hawa memakan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang buruk itu.
Sedangkan akibat dari dosa sudah jelas seperti yang dijelaskan dalam Roma 3: 3, bahwa upah dosa adalah maut. Maut yang pertama adalah kematian fisik. Manusia harus berhadapan dengan dengan misteri kematian. Oleh karena dosa, manusia gentar menghadapi kematian ( Lukas 12: 5, Ibrani 2: 15). Di samping itu juga, kehidupan manusia, alam, binatang, dan tumbuhan menjadi tidak bersahabat dan dapat mengakibatkan hilangnya nyawa manusia. Sedangkan maut yang kedua adalah kematian rohani bagi mereka yang tidak bertobat dan tidak menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya.
Dosa sendiri terbagi dalam berbagai jenis, ada dosa warisan, dosa menghujat Roh Kudus, dan lain-lain. Namun, yang akan kita bahas lebih lanjut di sini adalah mengenai dosa menghujat Roh Kudus. Seperti dalam Lukas 12: 10, dikatakan bahwa “ Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi barang siapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni.” Begitu pula dalam Matius 12: 31-32, “ Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak”.
Lantas apa sebenarnya dosa menghujat Roh Kudus itu sampai-sampai dosa itu menjadi dosa yang tidak terampuni. Dalam bukunya Etika Kristen : Bagian Umum, menghujat Roh Kudus adalah adalah dosa yang dilakukan dengan kesadaran luar biasa. Dosa ini dapat timbul jika manusia di dalam batinnya yakin sepenuhnya akan kebenaran Injil dan akan arti pribadi serta pekerjaan Tuhan Yesus. Namun, karena pernah mengalami pengalaman kepahitan dalam hidupnya atau berbagai sebab lainnya, ia akhirnya menjadi keras hatinya dan dengan penuh kesadaran mereka meninggalkan dan mempertahankan kebencian terhadap Kristus yang diurapi-Nya. Namun, pemahaman tentang menghujat Roh Kudus tidak lantas hanya sebatas itu saja, dosa yang tergolong dalam menghujat Roh Kudus dapat terjadi dalam keadaan di mana (1) mereka yang pernah diterangi hatinya, (2) yang pernah mengecap karunia sorgawi, (3) pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, (4) pernah mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang. Namun, dengan penuh kesadaran mereka menghujat Allah. Orang percaya yang telah mengalami hal di atas, lalu murtad dan tidak membuka hatinya untuk dibaharui Roh Kudus, membuka peluang untuk melakukan penghujatan terhadap Roh Kudus. Serta berarti bahwa mereka telah menyalibkan Anak Allah untuk kedua kalinya dan menghina-Nya di muka umum (Ibrani 6: 4-6).
Murtad di sini dapat diartikan sebagai penyangkalan terhadap Yesus Kristus setelah mengecap karunia Sorgawi. Tidak mungkin orang yang didalam hatinya berdiam Roh Kudus, mengutuki Allah, tetapi hal itu dapat terjadi setelah Roh Kudus pergi meninggalkan dia. Jadi orang yang yang berdosa kepada Roh Kudus adalah orang yang pernah memiliki Roh Kudus di dalam hatinya, kemudian murtad, sehingga Roh Kudus pergi meninggalkan dia.
I Korintus 12: 3, Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus. Oleh karena itu bukan karena Allah tidak mau mengampuni, tetapi karena tidak bisa atau tidak mungkin dibaharui lagi. Lantas mengapa ia tidak dapat dibaharui lagi? Dosa kepada Roh Kudus bukanlah dosa yang tiba-tiba dapat dilakukan, tetapi merupakan dosa yang berlangsung secara bertahap dan melalui proses yang cukup lama. Orang itu berkali-kali “ mendukakan Roh Kudus “, tidak mau mendengarkan suara Roh Kudus, tetap berbuat dosa sehingga hati nuraninya menjadi tumpul, hingga akhirnya murtad. Pada saat inilah Roh Kudus meninggalkan dia. Seperti dalam Efesus 4: 10, “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan”.
Roh Kudus adalah Roh:
1. Kebenaran (Yoh. 14:17); maka apa saja yang palsu, penipuan, ataupun kemunafikan, sama saja dengan mendukakan Dia.
2. Iman (2Kor. 4:13); maka keragu-raguan, ketidakpercayaan, kegelisahan, kekuatiran,sama halnya dengan mendukakan Dia.
3. Kasih karunia (Ibr.10:29); maka apa saja di dalam kita yang keras, pahit, dengki, tidak ramah, tidak mengampuni, atau tidak mengasihi, adalah perbuatan mendukakan Dia.
4. Kekudusan (Rm. 1:4); maka segala sesuatu yang tidak bersih, yang mengotorkan, atau menghina, adalah mendukakan Dia.
Bila perbuatan mendukakan roh kudus ini dilakukan secara terus menerus sehingga hati orang itu menjadi bebal, tidak mengindahkan peraturan Allah lagi, serta secara tidak langsung menolak kebenaran Kristus, maka lama-lama Roh Kudus akan meninggalkan dia.
Namun, pada dasarnya yang dapat menjadi bukti bahwa seseorang kemungkinan tidak melakukan dosa yang tidak akan diampuni ini adalah ketika dalam hatinya ada keinginan untuk memperoleh pengampunan dosa dan kesediaan untuk bertobat. Tidak ada dosa yang tidak dapat diampuni selama orang itu mau bertobat dan datang memohon pengampunan dari Allah ( Yesaya 1: 18, 1 Yohanes 1: 9).
Oleh karena itu biarlah kita senantiasa mau mendengar suara Roh Kudus yang ada di dalam hati kita masing-masing. Jangan ada seorangpun diantara kita yang melakukan dosa yang demikian. Allah itu tidak pernah jauh dari kita, Allah Roh Kudus ada dalam hati kita. Dan kita juga harus senantiasa menghargai Roh Kudus yang ada di dalam hati kita, marilah kita mengasihi Dia, karena Dia terlebih dahulu mengasihi kita, teramat mengasihi kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar