mee

7.9.11

Selintas Pikir...

Entah kenapa tiba-tiba pengen nulis ini. Kebanyakan galau sebagai lajang mungkin. Eiits,…tapi gak juga, gw menikmati hidup gw sebagai lajang, sebagai seorang wanita dalam penantian,…^^ (tapi please, doa gw ke Tuhan, semoga Tuhan ngasih waktu penantiannya gak lama-lama ya Tuhan….haha)
Setiap cewek pada umumnya pasti mendambakan sebuah pernikahan, ya sebuah keluarga yang bahagia, ada suami dan anak-anak mereka yang lucu. Sebagai cewek pun gw ngalamin itu. Gw mendambakan pangeran berkuda pink gw datang, laksana cerita Puteri Tidur, dia adalah sosok yang membangunkan gw dari tidur panjang, masa penantian gw,hehe. Tapi itu dulu, sekarang,….
This is my dream, and I hope some day in the right time, it’s become true….
Iya, itu dulu mimpi gw, punya suami cakep, putih, tinggi, tampang-tampang esmud gitu, pinter, sopan, de el el deh. Tapi boro-boro itu gw dapet, pacar aja nggak ada sampai sekarang. T.T
Tapi,…gw gak sedih-sedih banget, buktinya kayak lagunya Audy, bumi masih berputar dan langit masih biru, dunia gak akan berakhir hanya karena kita sampai saat ini belum punya pacar. Dalam keyakinan gw, gw tercipta dari patahan tulang rusuk seorang adam yang entah gw gak tahu dia siapa, tapi gw yakin pada saatnya Tuhan akan mempertemukan gw dengan dia. Dan selama masa itu belum datang, gw akan jadi seorang hawa yang setia buat dia, mendoakan dia walau belum bertemu dengannya, sampai nanti tulang rusuk ini menemukan tuannya lagi.
Hehehe, bicara soal cowok, gw suka cowok yang percampuran cina-jawa gitu, entah kenapa seneng aja ngeliatnya, punya daya tarik tersendiri, kalau artis kayak Fendy Chau gitu lah, ahahaha. Tapi gw rasa impian gw agak susah terwujud, coz orang cina kan biasanya dapetnya orang cina juga, sementara gw, jawa abisss. *jadi pengen menangis semalam ( ini lagunya Audy lagi,hhee). But, gw tetep pasrahin semua ke Tuhan , apapun dan bagaimanapun nantinya, asal itu Tuhan yang kasih, gw mau dan akan tetep terima dengan suka cita.
Masalah pernikahan, gw gak punya impian khusus, biasa aja, asal proses pemberkatannya berlangsung khidmat aja. Eh, tapi kalau bisa gw pengen ayah yang nganter gw pas memasuki Altar, dan ada alunan orchestra lagu Great is Thy Faithfulness mengiringi langkah gw saat memasuki Altar dan meninggalkan altar nanti. Ya, kami memang masuk untuk melakukan pemberkatan hanya berdua, tapi setelahnya kami bertiga, aku, dia, dan Dia.
Aku pengen punya anak 3, anak pertama cowok,  dua anak berikutnya cewek. Untuk cowok belum kepikiran nama, tapi untuk cewek aku pengen kasih nama Grace, lanjutannya terserah papanya nanti,hehe. Karena apa? Agar kami dapat selalu mengingat Anugerah Tuhan. Atas anugerah-Nya, Grace kecil bisa ada dan terlebih atas anugerah-Nya juga yang telah mempersatukan kami, Anugerah-Nya yang …..(stop, jadi berasa baca undangan nikahannya kakak gw, huuu -.-“)
Berbicara profesi, percaya gak percaya gw dulu ngebet banget pengen jadi Polwan, entah kenapa, gw juga gak tahu, jadi jangan tanyakan kenapa yaa(hahaha, ini jadi kayak lagu..duudududu), waktu itu gw masih kecil belum tahu kalau buat jadi polwan tinggi minimal harus 160 cm, lha sementara gw, tinggi cuma 154cm ( itu yang tertera di SIM gw, aslinya gw juga gak tahu, kayaknya tuh polisi yang ngukur tinggi gw, nambah-nambahin deeh, gw aja gak percaya tinggi gw segitu, haha). Tapi akhirnya, yaaa gw calon sarjana teknik lingkungan, entah kenapa dulu milih ini, lagi-lagi gw juga gak tahu kenapa ( jadi pliss jangan tanya kenapa lagi yaa, !!). Satu hal yang gw yakin, ini semua gak karena kebetulan, semua adalah rencana Tuhan hingga gw pun akhirnya bisa ada dan nulis ini semua.
Ehm, tapi kalo buat profesi suami gw, ??*berpikir. Awalnya gw pengen dia lulusan FK, soalnya biar bisa ngobatin kalo2 gw sakit, apalagi kalo sakitnya di hati gw, tapi setelah gw pikir2 gw pengen punya suami lulusan teknik mesin aja, biar kalo mobil dan motor di rumah rusak ada yang bisa ngebetulin, Eiits, tapi kayaknya paling penting lulusan teknik elekro nih, biar kalau listrik di rumah ada gangguan dan lampunya suka mati, ada yang bisa ngebenerin,terang/pencahayaan kan dibutuhin banget, syukur2 kalo jadi pegawai pln, bayaran listrik di rumah bisa di tekan, hayhayhay:D.Hahaha, tapi kalo ini mah, bokap gw yang bukan anak kedokteran sama teknik juga bisa, kaleee, mungkin cm gak ahli (halaaah,..!!)
Tapi sebenernya itu bukan syarat yang mutlak, yang terutama adalah ia harus lulus dari sekolah ke-Tuhanan (emang ada yaa? Jujur gw juga gak tahu, mungkin ini kali yaa, yang bikin gw sampai sekarang gak nemu-nemu orang yang tepat ). Maksudnya adalah ia orang yang mengutamakan Tuhan dalam hidupnya, punya rasa takut akan Tuhan, yang akhir-akhir ini udah dianggap ilang dari semesta dan dibuang gitu aja termasuk sama pemimpin-pemimpin negeri ini. Gw yakin kalo mereka, para pemimpin negara ini punya rasa dan sikap takut akan Tuhan dikit aja, ya dikit aja, yang namanya korupsi, kolusi, dan nepotisme gak akan pernah ada. Para pemimpin negeri ini boleh aja gak punya rasa dan sikap itu, tapi gak buat pemimpin keluarga gw kelak, itu jadi syarat utamanya. Bukan berarti gw gak peduli dengan bangsa ini, gw peduli banget bahkan, di sini gw dilahirkan, jadi pandu ibu gw (ups, salah, lagi-lagi ini jadinya malah kayak lagu kebangsaan yaa, cuma bedanya “aku” diganti “gw”, hahaha, biar Betawi banget gituuhh). Indonesia, kehidupan dan penghidupan gw, apa pun yang terjadi gw cinta Indonesia. Di tengah kebobrokan yang kata orang memungkinkan Indonesia akan jadi tinggal sejarah kayak Uni Soviet, gw yakin, Indonesia masih punya harapan. Ya, dengan tegas gw akan bilang, “Gw bangga jadi orang Indonesia”. Tuhan nempatin kita di Indonesia, bukan tanpa suatu alesan, bukan? Ya, gw tentu gak akan bisa ngerubah bangsa ini dengan mudah, menyulapnya seperti lang ling lung dengan cerdiknya menciptakan penemuan baru, ( yang gw bingung lagi, sejak kapan, menyulap=menciptakan, ckckck), tapi gw mau berbuat sesuatu untuk negeri gw tercinta ini, dan gw mau perubahan itu bermula dari keluarga gw. Gw masih inget betul pelajaran IPS, kelas empat SD, bahwa subjek /bagian terkecil dari sebuah negara adalah keluarga, dan gak mustahil bukan kalo setiap keluarga di negeri ini masing-masing mau setia, taat, dan punya rasa serta sikap takut akan Tuhan, Indonesia bakal berubah. Sekali lagi, harapan itu masih ada.
Gw gak pengen muluk-muluk kok, selain lulus dari sekolah Ke-Tuhanan, gw cuma pengen dia paling gak, punya dan atau sedang menjadi seseorang seperti di Galatia 5:22-23 , punya buah Roh dalam hidupnya, yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri, itu udah lebih dari cukup buat gw. Enggak, gw gak lagi ngomongin cowok yang sempurna kok, gw malah butuh cowok yang gak sempurna, kayak yang Grace Suryani bilang dibukunya “Tuhan Masih Menulis Cerita Cinta”, laki-laki yang membutuhkan supportku untuk kekuatannya, yang membutuhkan doaku dalam hidupnya, yang membutuhkan senyumku untuk menghilangkan kesedihannya, yang membutuhkan cintaku hingga ia merasa dicintai serta yang membutuhkan aku untuk membuat hidupnya lebih indah. Ya, karena dengan begitu aku merasa ada, seperti aku juga membutuhkan dia dalam hidupku..^^,
Seperti orang bijak bilang, jika suami adalah kepala rumah tangga maka istri adalah leher yang menggerakkan kepala tersebut. Maka suatu saat nanti, gw akan berusaha jadi leher yang baik, yang mau terus mendampingi kepala kemanapun ia bergerak, sekaligus tetap menghormatinya sebagai pemegang kendali tubuh rumah tangga. Tapi kami, kepala dan leher akan selalu tunduk dan taat pada Dia, pemegang otoritas atas hidup dan rumah tangga kami.
Yaa, tapi selama masa itu belum tergenapi, gw akan tetep setia dan taat sampai waktu itu datang, sama kayak Rut dulu setia dan taat hingga ia mendapatkan Boas, yang Tuhan kirim untuknya. Gw juga akan berusaha untuk itu, Amien^^,

1.9.11

Kucing......Puss....Puss


Aku suka banget kucing,....loving so much....
Kenapa? Karena kucing itu manis, lucu, dan menggemaskan. Kucing itu imut banget, aku sih mikirnya dia makhluk terlucu yang diciptakan Tuhan,kedua setelah aku tentunya, hahaha^^. Katanya juga kucing itu binatang yang gak setia (aku lupa denger ini dari siapa..hehe), jadi kalo kita bisa ngebuat tuh kucing setia sama kita, berarti kita emang bener2 menyayangi tuh kucing dan pasti si kucing juga ngerasain itu.
Yaa, kucingku, kesayanganku, ia mengajarkan aku banyak hal, mulai dari hal berbagi, mengasihi, dan berjuang tanpa kenal putus asa.
1.      Donald, kucingku yang satu ini udah pasti bisa ditebak jenis kelaminnya: yaap, dia jantan. Kenapa dinamai Donald? karena semenjak kecil aku suka Donald Bebek, itu majalah pertama yang dibeliin ayahku mulai dari aku belum bisa baca, cuma liat-liat gambarnya, ayah sama kakakku yang ngebacain ceritanya, sampai akhirnya aku bisa baca sendiri, horeee. *gak penting ya ni curcolnya,hehehe. Donald ini tumbuh jadi kucing yang perkasa, gendut, gede, dan lincah * ini yang ngebuat aku berpikir ulang kenapa gak kunamai Garfield aja yaak dulu,=.=". Pokoknya Donald ini jadi idaman para kucing-kucing cewek, ini tafsiranku sendiri sih soalnya banyak kucing2 tetangga yang suka maen ke rumah, dan berujung pada adanya anak-anak kucing kecil yang tahu-tahu ada di rumah disertai dengan ibunya tuh kucing yang langsung disambut dengan omelan panjang dari mama tercinta. Alhasil tuh anak-anak kucing beserta dengan ibunya yang adalah kucing tetangga, dikembalikan ke rumah tetangga oleh nyokap. Ini karena aku gak tega buat mulangin mereka, soalnya Donald udah aku anggap kayak ade’ku sendiri, jadi gimana bisa aku dengan tega ngebuang ponakan-ponakanku sendiri,huhuhu.T.T. Anehnya tetangga-tetangga dengan lapang dada menerima kucingnya dikembaliin plus dapat bonus bayi-bayi kucing kecil, yang lebih takjub lagi, mereka gak nuntut minta pertanggungjawaban dari Donald, horeeee*dasar majikan dan kucing sama2 gak bertanggung jawab,hehe.
Awalnya sempet nangis-nangis, ngebujuk mama buat nerima tuh menantu kucing beserta dengan bayi-bayi kecilnya, tapi seberapa keras aku nangis dan memohon, nyokap justru semakin keras dan kekeuh bilang gak*hiks, ini yang bikin aku akhirnya gak mudah percaya lagi sama sinetron-sinetron di televisi yang melankolis, terbukti air mataku gak berhasil meluluhkan hati nyokap, apalagi kalo ada cerita office girl menikah sama dokter di tempat di mana ia bekerja, itu tambah bikin aku gak percaya lagi*haaah, pasrah. Alesan nyokap adalah rumah kita gak cukup gede untuk menampung semua kucing, udah gitu katanya ngurus 1 kucing aja susah apalagi ditambah ngurus anak kayak kamu, plus anak2 kucingnya, cukup, huaaahuaaaL, mendengar kata-kata ini aku miris banget, harusnya kan kebalik kalimatnya, ngurus 1 anak kayak kamu aja udah susah, ditambah 1 kucing tambah repot apalagi mau dapet anak-anak kucing juga. Kalo kalimat yang tadi kesannya nyokap lebih ngurusin si Donald daripada aku, huaahua.
Tapi tak apalah, itu tadi sedikit cerita tentang Donald*padahal udah 2 paragraf yaa =.=”.haha, maaf menurutku deskripsi tentang Donald sebenarnya begitu banyak, tak terbatas melalui kata,..eheeemJ.
Masuk ke inti cerita, seperti kebiasaan setiap hari setelah sarapan pasti Donald selalu maen entah ke mana aku gak tahu (biasa kucing gaul kayak yang punya, hahaha, asiik), dan baru pulang siang serta sore saat tiba waktunya makan,*itu makanya waktu kecil aku pernah berdoa ke Tuhan, pengen jadi kucing aja, karena gak perlu ke sekolah, dunianya hanya sebatas makan, tidur dan maen, kata upin-ipin sih, “enaknyoooo”. Hingga pada suatu hari saat makan siang udah siapin si Donald ini gak muncul2 juga, pikiran kami masih positif mungkin si Donald lagi jatuh cinta jadi lupa waktu makan (kata orang kan jatuh cinta bisa ngebuat orang lupa segalanya:termasuk waktu makan, tapi yang aku heran kenapa kebanyakan pasangan yang pacaran justru lebih banyak menghabiskan waktu berdua untuk pergi makan, ckck). Sore hari tiba-tiba si Donald pulang lewat pintu belakang (ini bukan seperti kebiasaannya, mana gak pakai bilang salam dulu,huuuh, gak sopan) dengan kondisi yang udah terhuyung-huyung, dan mulut penuh busa. Sontak kami kaget,…..yaaa, fakta menyedihkannya “Donald keracunan” tapi keracunan apa, itu yang sampai saat ini masih jadi misteri. Donald lantas aku gendong, aku lap busa-busa yang ada pada mulutnya dengan tissue, gak henti-hentinya aku nangis, bagaimana gak?? Donald, adik kucingku pulang dengan keadaan hampir sakaratul maut. Akhirnya dengan saran dari mama dan kakakku, aku kasih Donald susu, karna katanya susu bisa menetralisir racun dan memberi kekuatan. Aku jadi inget, dulu waktu aku kecil, Donald suka banget aku suapin susu putih vanilla sama susu kedelai milik ayah secara bergantian, * jadi sedih ingetnya,inget kenangan itu dan inget omelan-omelan ayah ketika tahu ternyata ayah harus rela berbagi susu dengan Donald.T.T. Aku lalu baringkan Donald dalam palungan, eh salah pada handuk yang udah gak kepakai, aku balutkan dibadannya biar dia gak kedinginan* ini karena kata orang, seseorang yang menghadapi sakaratul maut rasanya pasti dingin, tapi aku masih ragu juga ini berlaku untuk kucing juga atau gak. Aku tungguin Donald, hingga beberapa saat kemudian ia tertidur, ya tertidur untuk selamanya. Donald, adik kucingku yang kukasihi meninggalkan kami dengan sejuta kenangan tentangnya.
Donald, tak hanya sebagai adik, ia juga sahabatku, saat aku bertengkar dengan kakakku, dimarahin mamah, ayah, seneng atau sedih,  Donald yang selalu ada, meskipun dia gak bisa ngomong, dia jadi pendengar yang begitu baik, seakan-akan dia tahu apa yang sedang aku ceritakan padanya. Donald yang selalu membangunkan aku di jam 4 pagi, memaksaku untuk jalan-jalan bersama di halaman depan, gelap, matanya tajam tapi teduh, cahayanya merah, itu yang selalu aku ingat. Donald yang selalu aku banggakan pada teman2 TK dan SD ku, Donald yang menyambutku ketika baru datang dari sekolah, dan yang selalu kumintai doanya saat aku hendak ulangan di sekolah. Aku merindukannya.
Mungkin Donald hanya seekor kucing, tapi aku belajar banyak darinya( kecuali masalah menghamili kucing lain dan gak bertanggung jawab,haha), tentang kesetiaan dan kesediaannya untuk selalu ada buatku. Aku terharu ketika melihat ia berjalan dengan terhuyung-huyung masuk ke rumah dan akhirnya tumbang di depan pintu. Pasti untuk melakukan perjalanan pulang sampai ke rumah itu gak mudah, sangat gak mudah bahkan dan butuh perjuangan yang sangat berat, tapi aku bangga Donald masih inget aku, inget kami yang mungkin udah dia anggap jadi keluarganya. Yaa, mungkin Donald melakukan perjuangan berat itu hanya ingin berpamitan kepada kami, “keluarganya”, untuk say goodbye mungkin dia gak bisa, tapi rasa gak harus selalu tersalur melalui kata bukan? Aku, kami sekeluarga tahu, Donald begitu mengasihi kami seperti kami juga mengasihinya. Dan pada dasarnya Donald gak lari dari tanggung jawab kok, tiap kali aku ke rumah tetangga, Donald selalu ada di situ nemenin bayi-bayi kucingnya.
Misteri kematiannya memang belum terungkap, apa Donald sengaja minum racun karna mamaku gak nyetujuin hubungannya dengan kucing tetangga meski mereka terlanjur udah punya anak, kayak di Roman Romeo dan Juliet gitu?, entahlah aku gak tahu. Tapi kata mama, Donald kemungkinan besar minum air dari sawah yang terletak beberapa blok dari rumah kami yang baru terkena semprotan persitida.
Donald akhirnya aku makamkan di kebun milik tetangga di sebelah rumah, ku tandai dengan tiga susunan batu dan taburan bunga boegenvil di atasnya.*mungkin kalo tetangga yang punya kebun sampai tahu, marah-marah juga dia, soalnya tanpa izin kebunnya udah dijadiin lahan pemakaman kucing. Selamat jalan Donald, semoga bahagia di surga sana,…kami menyayangimu. J

2.      Kucing keduaku ini namanya, Pussy. Haha, pasti nyangkanya bakal dimanain nama tokoh2 Disney, keluarga Donald Bebek lagi yaa. Kucing ini warnanya putih, aku dapet dari saudara yang melihara kucing juga. Awalnya sih nie kucing selalu berisik terus awal-awal di rumah kami*mungkin dia ngrasanya kami culik, dan kami pisahin dari ibunya kali yak,hehe. Tapi lama-kelamaan Pussy ini jadi kucing yang nurut juga, karna aku udah SMA waktu itu, aku jadi gak begitu hectic lagi ngurusin kucingnya, cuma tugas ngasih makan emang masih jadi tanggung jawabku. Seperti kucing2ku sebelumnya (sebenernya ada banyak kucingku selain Donald, dan akhirnya aku punya Pussy ini), ia selalu menyambut aku di depan pintu saat pulang dari sekolah begitu sebaliknya saat aku berangkat sekolah pun ia selalu mengamati aku dari kursi teras depan. Tak hanya aku, kebiasaan itu selalu ia lakukan ketika ayah dan mama akan berangkat ataupun pulang dari kantor.
Hingga pada suatu hari, aku melihat ada kucing asing sering datang ke rumah pada waktu jam makan baik pagi, siang ataupun malamnya pussy. Awalnya sih aku nanggepinnya biasa, mungkin emang cuma kucing liar yang gak keurus dan mau numpang makan doang, tapi lama2 akhirnya aku sebel juga,kan dia yang numpang makan, makannya harusnya nungguin si Pussy dulu kan, baru habis itu tuh kucing liar yang makan, ternyata kenyataannya gak gitu, tuh kucing liar dulu yang makan baru akhirnya si pussy yang makan, lama-lama akunya yang dongkol. Awalnya sih emang gitu, pussy dulu yang makan baru tuh kucing liar, tapi setelah itu malah kebalikannya, aku sih dulu nganggep si pussy pasti udah diancam sama tuh kucing liar, tapi kecurigaanku ini gak pernah terbukti, karena apa? Karena aku gak pernah bisa ngerti bahasa kucing termasuk apa yang mereka obrolkan, hiksT.T. Dan sesuai dengan hukum di negeri ini, asas praduga tak bersalah harus tetap ditegakkan juga kan. Akhirnya, aku mencoba untuk berpikir positif.
Satu hal lagi yang bikin aku sebel sama tuh kucing liar adalah dia itu masih kecil, dekil, kurus, tapi hamil, huff. Salah kayaknya dia gak hamil, tapi perut bagian bawahnya agak menggelambir gitu, menurut analisisku sih tuh kucing semacam kayak mengidap kanker rahim gitu (haha, kalo salah mohon dimaafkan, maklum bukan dokter hewan). Eng ing eng, kesimpulanku jatuh pada dia adalah kucing cewek nakal. Ada rasa kasihan juga sih, tapi tetep aja aku mesti waspada, takut kucingku kena pengaruh buruk juga, hehe. Siaga satu. Pernah sih aku ngadu ke mama, tapi kata mama biarin aja, katanya asal tuh kucing gak ganggu, maksudnya gak nyuri sesuatu gpp, plus kata mama ngasih makanan ke mereka yang yatim piatu kan dapat pahala*padahal gak tahu ni kucing udah yatim, piatu, apa yatim piatu, ato cm ngabur dari rumah karna takut ketahuan hamil sama ortunya, aku gak tahu, dan bingung juga mau nyari tahu kemana.
Singkat cerita*padahal dari tadi ceritanya udah panjang yak,hehe. Ke dua kucing ini saling hidup rukun, dan rutinitasnya tetap sama, tuh kucing liar makan duluan baru si pussy yang akhirnya makan. Dari Pussy aku belajar tentang keikhlasan dan indahnya berbagi. Seperti yang mama ajarkan, memberi itu bukan dari sisa, tapi dari yang terbaik yang kita punya. Terima kasih Pussy, ^^.

3.      Si Kucing Liar, Yaa, khirnya dengan restu Allah eh salah maaf, itu lagunya Pasha sama Rossa ya,hehe. Dengan izin mama, tuh kucing liar gak hanya berbagi makan dengan pussy tapi juga berbagi rumah. Awalnya sempet sebel sih, tapi kayak Pussy aku belajar menerima,J. Masalah kanker rahimnya*tafsiranku sendiri, itu makin kelihatan, gelambir diperutnya makin gede, dan itu buat dia susah jalan (sedih banget waktu liat tuh kucing yang karna bingung mau dikasih nama apa, akhirnya aku panggil Puss aja, soalnya aku panggil meong dia malah bales bilang meong ke aku*jadi malah panggil-panggilan, kan gak lucu, hehe).
Alkisah pada suatu subuh, terdengarkan bunyi suara ngeongan yang sangat keras. Sontak aku bangun dari tempat tidur dan menuju garasi samping tempat suara itu berasal. Terkejut bukan main aku, ayahku masuk ke garasi dari halaman depan dengan si kucing liar itu ditangannya, tubuh kucing itu lemas, tergolek tak berdaya. Ternyata dari cerita ayah, tuh kucing seperti rutinitas pagi setiap harinya selalu ngikutin ayah ketika buang sampah di seberang jalan, karna hari masih gelap ditambah tuh kucing jalannya lamban, akhirnya ia ditabrak motor yang lewat, si puss malang itu jadi korban tabrak lari*sial untuk tabrak lari yang satu ini aku bingung mau lapor ke mana. Akhirnya, lagi-lagi karna aku bukan dokter hewan, aku bersihin luka luarnya ( luka luarnya sedikit banget, perkiraanku sih, luka dalemnya yang parah ), kasih betadine lalu aku balut kain kasa, tidurin di handuk, aku suapin makan dan susu* lagi-lagi aku bingung mau nagih obat apa, gak pernah beli obat kucing soalnya. Tiap kali aku pegang pangkal padanya, pasti mengeong-ngeong (bukan mengaduh yaa,), kesakitan, kakinya patah (itu hipotesisku)sementara. Akhirnya seiring berjalannya waktu, aku mulai bisa menyayangi juga kucing pendatang itu, apalagi liat perjuangannya buat terus bertahan hidup dan kadang-kadang suka ngesot buat pindah tempat ( ini jujur yang bikin aku ngeri, jangan2 ni kucing di dunia perkucingan jadi suster* suster ngesot kaleee :d). Aku pijitin tiap hari, ganti perban sama suapin dia makan.
Sampai akhirnya tiba hari aku harus berangkat ke Depok ( yaa, ini hari pertama, permulaan semester pertama aku kuliah) .Rasanya sedih banget harus pisah dari ortu. Tapi hidup harus terus berjalan, bukan?demi masa depan yang lebih cerah, akhirnya aku mantapkan hati ke Depok. Jujur si Pussy, kucing pendatang itu yang memberiku inspirasi untuk terus berjuang, mesti dalam situasi sulit dan berat sekalipun. Meski kelihatannya mustahil untuk ada harapan, kenapa? Karna hidup memang layak untuk diperjuangkan. Bukankah Tuhan sendiri yang memberikan dan mempercayakan kehidupan ini kepada kita untuk kita jalani, maka jangan sia-siakan, berikan yang terbaik untuk Tuhan.
Hingga pada suatu malam, mama telpon kalo tuh kucing sekarang udah bisa jalan lagi, dan perutnya juga udah mulai mengecil, meski terkadang jalannya msih terpincang-pincang. Aku tentu kaget bukan main dan senang begitu ngedenger kabar itu. Ya, buah dari perjuangan, usaha tanpa kenal menyerah, dan juga berserah pada Tuhan selalu manis, harapan itu masih ada bagi mereka yang mau terus percaya. Aku pun yakin, suatu saat nanti, hasil dari perjuangan ini (termasuk masa-masa kuliah) akan berbuah dengan manis juga. ^^.

Terimakasih kucing-kucingku,…inspirasiku…I love u all,..^^,
Kalo kucing aja bisa, kenapa KITA nggak ?? J

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...