Entah kenapa tiba-tiba pengen nulis ini. Kebanyakan galau sebagai lajang mungkin. Eiits,…tapi gak juga, gw menikmati hidup gw sebagai lajang, sebagai seorang wanita dalam penantian,…^^ (tapi please, doa gw ke Tuhan, semoga Tuhan ngasih waktu penantiannya gak lama-lama ya Tuhan….haha)
Setiap cewek pada umumnya pasti mendambakan sebuah pernikahan, ya sebuah keluarga yang bahagia, ada suami dan anak-anak mereka yang lucu. Sebagai cewek pun gw ngalamin itu. Gw mendambakan pangeran berkuda pink gw datang, laksana cerita Puteri Tidur, dia adalah sosok yang membangunkan gw dari tidur panjang, masa penantian gw,hehe. Tapi itu dulu, sekarang,….
This is my dream, and I hope some day in the right time, it’s become true….
Iya, itu dulu mimpi gw, punya suami cakep, putih, tinggi, tampang-tampang esmud gitu, pinter, sopan, de el el deh. Tapi boro-boro itu gw dapet, pacar aja nggak ada sampai sekarang. T.T
Tapi,…gw gak sedih-sedih banget, buktinya kayak lagunya Audy, bumi masih berputar dan langit masih biru, dunia gak akan berakhir hanya karena kita sampai saat ini belum punya pacar. Dalam keyakinan gw, gw tercipta dari patahan tulang rusuk seorang adam yang entah gw gak tahu dia siapa, tapi gw yakin pada saatnya Tuhan akan mempertemukan gw dengan dia. Dan selama masa itu belum datang, gw akan jadi seorang hawa yang setia buat dia, mendoakan dia walau belum bertemu dengannya, sampai nanti tulang rusuk ini menemukan tuannya lagi.
Hehehe, bicara soal cowok, gw suka cowok yang percampuran cina-jawa gitu, entah kenapa seneng aja ngeliatnya, punya daya tarik tersendiri, kalau artis kayak Fendy Chau gitu lah, ahahaha. Tapi gw rasa impian gw agak susah terwujud, coz orang cina kan biasanya dapetnya orang cina juga, sementara gw, jawa abisss. *jadi pengen menangis semalam ( ini lagunya Audy lagi,hhee). But, gw tetep pasrahin semua ke Tuhan , apapun dan bagaimanapun nantinya, asal itu Tuhan yang kasih, gw mau dan akan tetep terima dengan suka cita.
Masalah pernikahan, gw gak punya impian khusus, biasa aja, asal proses pemberkatannya berlangsung khidmat aja. Eh, tapi kalau bisa gw pengen ayah yang nganter gw pas memasuki Altar, dan ada alunan orchestra lagu Great is Thy Faithfulness mengiringi langkah gw saat memasuki Altar dan meninggalkan altar nanti. Ya, kami memang masuk untuk melakukan pemberkatan hanya berdua, tapi setelahnya kami bertiga, aku, dia, dan Dia.
Aku pengen punya anak 3, anak pertama cowok, dua anak berikutnya cewek. Untuk cowok belum kepikiran nama, tapi untuk cewek aku pengen kasih nama Grace, lanjutannya terserah papanya nanti,hehe. Karena apa? Agar kami dapat selalu mengingat Anugerah Tuhan. Atas anugerah-Nya, Grace kecil bisa ada dan terlebih atas anugerah-Nya juga yang telah mempersatukan kami, Anugerah-Nya yang …..(stop, jadi berasa baca undangan nikahannya kakak gw, huuu -.-“)
Berbicara profesi, percaya gak percaya gw dulu ngebet banget pengen jadi Polwan, entah kenapa, gw juga gak tahu, jadi jangan tanyakan kenapa yaa(hahaha, ini jadi kayak lagu..duudududu), waktu itu gw masih kecil belum tahu kalau buat jadi polwan tinggi minimal harus 160 cm, lha sementara gw, tinggi cuma 154cm ( itu yang tertera di SIM gw, aslinya gw juga gak tahu, kayaknya tuh polisi yang ngukur tinggi gw, nambah-nambahin deeh, gw aja gak percaya tinggi gw segitu, haha). Tapi akhirnya, yaaa gw calon sarjana teknik lingkungan, entah kenapa dulu milih ini, lagi-lagi gw juga gak tahu kenapa ( jadi pliss jangan tanya kenapa lagi yaa, !!). Satu hal yang gw yakin, ini semua gak karena kebetulan, semua adalah rencana Tuhan hingga gw pun akhirnya bisa ada dan nulis ini semua.
Ehm, tapi kalo buat profesi suami gw, ??*berpikir. Awalnya gw pengen dia lulusan FK, soalnya biar bisa ngobatin kalo2 gw sakit, apalagi kalo sakitnya di hati gw, tapi setelah gw pikir2 gw pengen punya suami lulusan teknik mesin aja, biar kalo mobil dan motor di rumah rusak ada yang bisa ngebetulin, Eiits, tapi kayaknya paling penting lulusan teknik elekro nih, biar kalau listrik di rumah ada gangguan dan lampunya suka mati, ada yang bisa ngebenerin,terang/pencahayaan kan dibutuhin banget, syukur2 kalo jadi pegawai pln, bayaran listrik di rumah bisa di tekan, hayhayhay:D.Hahaha, tapi kalo ini mah, bokap gw yang bukan anak kedokteran sama teknik juga bisa, kaleee, mungkin cm gak ahli (halaaah,..!!)
Tapi sebenernya itu bukan syarat yang mutlak, yang terutama adalah ia harus lulus dari sekolah ke-Tuhanan (emang ada yaa? Jujur gw juga gak tahu, mungkin ini kali yaa, yang bikin gw sampai sekarang gak nemu-nemu orang yang tepat ). Maksudnya adalah ia orang yang mengutamakan Tuhan dalam hidupnya, punya rasa takut akan Tuhan, yang akhir-akhir ini udah dianggap ilang dari semesta dan dibuang gitu aja termasuk sama pemimpin-pemimpin negeri ini. Gw yakin kalo mereka, para pemimpin negara ini punya rasa dan sikap takut akan Tuhan dikit aja, ya dikit aja, yang namanya korupsi, kolusi, dan nepotisme gak akan pernah ada. Para pemimpin negeri ini boleh aja gak punya rasa dan sikap itu, tapi gak buat pemimpin keluarga gw kelak, itu jadi syarat utamanya. Bukan berarti gw gak peduli dengan bangsa ini, gw peduli banget bahkan, di sini gw dilahirkan, jadi pandu ibu gw (ups, salah, lagi-lagi ini jadinya malah kayak lagu kebangsaan yaa, cuma bedanya “aku” diganti “gw”, hahaha, biar Betawi banget gituuhh). Indonesia, kehidupan dan penghidupan gw, apa pun yang terjadi gw cinta Indonesia. Di tengah kebobrokan yang kata orang memungkinkan Indonesia akan jadi tinggal sejarah kayak Uni Soviet, gw yakin, Indonesia masih punya harapan. Ya, dengan tegas gw akan bilang, “Gw bangga jadi orang Indonesia”. Tuhan nempatin kita di Indonesia, bukan tanpa suatu alesan, bukan? Ya, gw tentu gak akan bisa ngerubah bangsa ini dengan mudah, menyulapnya seperti lang ling lung dengan cerdiknya menciptakan penemuan baru, ( yang gw bingung lagi, sejak kapan, menyulap=menciptakan, ckckck), tapi gw mau berbuat sesuatu untuk negeri gw tercinta ini, dan gw mau perubahan itu bermula dari keluarga gw. Gw masih inget betul pelajaran IPS, kelas empat SD, bahwa subjek /bagian terkecil dari sebuah negara adalah keluarga, dan gak mustahil bukan kalo setiap keluarga di negeri ini masing-masing mau setia, taat, dan punya rasa serta sikap takut akan Tuhan, Indonesia bakal berubah. Sekali lagi, harapan itu masih ada.
Gw gak pengen muluk-muluk kok, selain lulus dari sekolah Ke-Tuhanan, gw cuma pengen dia paling gak, punya dan atau sedang menjadi seseorang seperti di Galatia 5:22-23 , punya buah Roh dalam hidupnya, yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri, itu udah lebih dari cukup buat gw. Enggak, gw gak lagi ngomongin cowok yang sempurna kok, gw malah butuh cowok yang gak sempurna, kayak yang Grace Suryani bilang dibukunya “Tuhan Masih Menulis Cerita Cinta”, laki-laki yang membutuhkan supportku untuk kekuatannya, yang membutuhkan doaku dalam hidupnya, yang membutuhkan senyumku untuk menghilangkan kesedihannya, yang membutuhkan cintaku hingga ia merasa dicintai serta yang membutuhkan aku untuk membuat hidupnya lebih indah. Ya, karena dengan begitu aku merasa ada, seperti aku juga membutuhkan dia dalam hidupku..^^,
Seperti orang bijak bilang, jika suami adalah kepala rumah tangga maka istri adalah leher yang menggerakkan kepala tersebut. Maka suatu saat nanti, gw akan berusaha jadi leher yang baik, yang mau terus mendampingi kepala kemanapun ia bergerak, sekaligus tetap menghormatinya sebagai pemegang kendali tubuh rumah tangga. Tapi kami, kepala dan leher akan selalu tunduk dan taat pada Dia, pemegang otoritas atas hidup dan rumah tangga kami.
Yaa, tapi selama masa itu belum tergenapi, gw akan tetep setia dan taat sampai waktu itu datang, sama kayak Rut dulu setia dan taat hingga ia mendapatkan Boas, yang Tuhan kirim untuknya. Gw juga akan berusaha untuk itu, Amien^^,